Terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan timah, Helena Lim, menghadirkan momen haru di pengadilan saat ia menangis sambil membela diri. Ia juga mengemukakan cerita seputar julukan “crazy rich” (kaya gila) yang melekat padanya, dalam pleidoi pribadinya.
Julukan “Crazy Rich” dan Perjalanan Helena Lim
-
Asal Mula Julukan: Helena Lim menceritakan bahwa julukan “crazy rich PIK” bermula dari kesuksesannya sebagai seorang single mother. Ia awalnya bangga dengan apresiasi tersebut, menganggapnya sebagai hasil kerja keras yang patut diakui.
-
Kehilangan Popularitas: Namun, kebanggaan Helena runtuh ketika popularitasnya disalahgunakan dalam kasus korupsi timah. Ia merasa harga popularitas itu mahal, seiring fondasi kasus korupsi yang mencuat.
-
Pengorbanan dan Kehilangan: Helena menyampaikan bahwa ia membayar mahal dengan harga diri, integritas, dan kejujuran, serta merasa semua pengorbanannya sejak remaja lenyap akibat keterlibatan dalam kasus tersebut.
Pembelajaran dan Harapan
-
Antipati Publik: Helena menarik pelajaran tentang bagaimana pertunjukan kehidupan mewah dapat menimbulkan antipati publik dan menormalisasi ketidakadilan dalam penegakan hukum.
-
Harapan Keadilan: Meski dituntut 8 tahun penjara dan denda besar, Helena berharap pada putusan adil dari majelis hakim. Ia menegaskan keyakinannya pada pertolongan Tuhan melalui mekanisme hukum.
Helena Lim didakwa melanggar berbagai pasal UU Tipikor dan UU TPPU, namun ia berupaya membuktikan integritas dan memohon keadilan dalam persidangan.